Cyber exacerbated merupakan bagian dari Cyber-Related Crime. Untuk membedakan cyber crime dan cyber-related crime adalah banyak kejahatan yang menggunakan teknologi computer tidak biasa yang disebut dengan cyber crime pedophilia, stalking, dan pornografi bisa disebarkan dengan atau tanpa menggunakan cybertechnology. Sehingga hal-hal tersebut tidak bisa disebut dengan cyber crime. Namun, hal tersebut biasanya disebut dengan cyber related crime. Dimana cyber related crime dapat dibagi menjadi dua yaitu (1) Cyber exacerbated crime, dan (2) Cyber assisted crime.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kejahatan yang menggunakan teknologi internet dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1. Cyber-specific crimes.
2. Cyber-exacerbated crimes.
3. Cyber-assisted crimes.
Kasus Cyber Exacerbated
Salah satu contoh dari kasus cyber exacerbated adalah Penggunaan komputer untuk pedophilia melalui internet. Kabar burung di internet mengatakan bahwa penyanyi pop justin bieber menjadi korban dari keganasan Internet.
Kabar miring menerpa Bintang pop remaja asal Kanada, Justin Bieber. ia dikabarkan ditangkap polisi karena diduga seorang pedofilia berusia 51 tahun yang menyamar. bukanlah seorang remaja berusia 16 tahun, pemberitaan ini santer tersiar melalui Blackberry Messenger (BBM). pria dengan nama asli Michael Cote tersebut menyamar sebagai idola remaja pelantun lagu Baby, dengan menggunakan wig dan topeng karet berwajah Justin Bieber.
Dari pemberitaan itu pula dikatakan, bahwa lirik lagu-lagu Justin Bieber berisi kata-kata yang bertujuan untuk memanipulasi pikiran gadis-gadis di bawah umur. terbongkarnya identitas penyamaran Michael Cote sebagai Justin Bieber terungkap setelah topeng yang ia kenakan terlepas di tengah konser.
Kabar miring itu pertama kali dihembuskan Onion News Network (ONN) yang gemar memberitakan hoax alias berita bohong yang umumnya tersebar via internet. Kabar tersebut kemudian beredar luas melalui sejumlah situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Menurut ONN, Bieber adalah seorang pria berusia 51 tahun yang mengidap kelainan pedofil. selama ini dia ini memalsukan penampilan Bieber dengan mengenakan topeng dan pandai meniru suara pemuda yang masih akil balik ini. Tindakan Koko Roy yang merekam 100 lebih adegan porno di hp selulernya tentang aktivitas seksualnya adalah indikasi kejahatan. Kemungkinan Koko roy akan mengedarkan ke jaringan mereka melalui hp dan internet di lintas negara. Tidak mustahil para pedofilia dari berbagai negara bisa mengakses dengan mudah gambar porno yang dihasilkan oleh Koko roy dengan membayar sejumlah uang. Dengan demikian, maraknya kejahatan seksual yang direkam akan menambah maraknya kejahatan trafficking lintas negara. Seiring kemajuan zaman dan teknologi, jaringan kejahatan international mengembangkan sistem operandi bisnis prostitusi dan narkotika lintas negara. Acap kali kejahatan international diorganisir melibatkan jaringan lokal dengan mengeksploitasi anak-anak baru gede untuk kepentingan ekonomi. Kemajuan teknologi telepon seluler, yang dipergunakan untuk menyimpan, menyebarkan gambar-gambar dan video porno merupakan salah satu dari modus operandi kejahatan yang bisa diakses di internet.
Dampak negatif dari kemajuan teknologi hp dan internet adalah memudahkan sekelompok orang menjalankan operandi kejahatan. Serangkaian tindakan dilakukan untuk menjerat anak-anak masuk jaringan bisnis prostitusi melalui komunikasi dengan hp. Telepon seluler digunakan sebagai alat menipu dan menjebak anak-anak dengan iming-iming harta melimpah. Bagaimana mengatasi para pedofilia yang tengah menebarkan jaringan melalui jebakan harta dan popularitas? Pertama, upaya rehabilitasi bagi para pedofilia mesti dilakukan disamping upaya hukum. Pedofilia adalah penyakit mental yang berawal dari sikap penyimpangan seksual terhadap anak-anak di bawah umur. Upaya rehabilitasi bagi para usia lanjut yang mengidap kealainan mental, dilakukan oleh terapis. Upaya rehabilitasi untuk pedofilia bisa difasilitasi oleh pemerintah dan swasta melalui pusat perbaikan mental pedofilia. Biasanya, terapis mengajak para usia lanjut dengan cara berdiskusi, berlatih, menyadarkan pikiran, perbuatan dan sikap mereka. Perbuatan seks menyimpang bisa sembuh dengan keterampilan-keterampilan mengatasi dorongan impulsive (kesenangan sesaat) mereka. Membangun kesadaran pengidap pedofilia perlu digalakkan untuk meminimalisir gerakan mereka.
Kedua, Membatasi gerak jaringan pedofilia dengan cara menghukum pelaku pedofilia secara tegas. Upaya hukum yang seberat-beratnya bagi pelaku dilakukan tanpa pandang bulu. Pedofilia yang kaya tidak boleh mendapatkan keistimewaan hukum. Sebab kalau hal itu dilakukan maka akan membawa dampak bagi merebaknya tindak kejahatan yang makin terorganisir.
Ketiga, upaya perbaikan bagi korban pedofilia yang kebanyakan anak-anak baru gede perlu diberikan bimbingan dan pendampingan. Anak-anak dilatih dengan keterampilan mengelola stres dan mengatasi trauma. Anak-anak dibimbing untuk tumbuh kembang sesuai dengan masa perkembangan mereka. Upaya pencegahan dengan memberikan akses informasi akibat seks bebas. Akses pilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat mereka.
Penanganan Cyber exacerbated tidak terbatas pada memberikan efek jera pada pelakunya. Namun, pencegahan juga kerap dilakukan dengan berbagai cara seperti dikembangkannya software pelacak pedofilia. Para ahli komputer dari Lancaster University, Inggris tengah mengembangkan software yang mampu melacak keberadaan predator-predator anak di internet. Dengan software tersebut diharapkan dapat meminimalisir korban pedofilia.
Professor Awais Rashid, mengatakan software tersebut akan menganalisa setiap kata yang digunakan anak-anak saat chatting dengan orang lain. Kunci dari software tersebut adalah analisa dari bahasa yang digunakan pada saat chatting.
Orang-orang dari kelompok usia tertentu memiliki kosakata tertentu. Dan para ahli komputer itu percaya software ini bisa menjadi terobosan signifikan dalam membantu untuk menangkap pedofil.
Dalam sebuah penelitian, ketika perangkat lunak diinstal pada beberapa komputer, sebanyak 47 dari 50 kasus terbukti bahwa anak-anak tersebut diketahui sedang berbicara dengan orang-orang dewasa. Bahkan, software tersebut mampu mengetahui jika ada orang dewasa yang menyamar menjadi anak kecil.
"Pelaku pedofilia sering mengaku sebagai anak-anak saat online, dan penelitian kami menunjukkan bahwa anak-anak tidak mengetahui bahwa orang yang diajak berbicara adalah orang dewasa yang berpura-pura menjadi seorang anak," kata Rashid seperti dilansir newkerala.